Wednesday, November 17, 2010

IDUL ADHA : MOMENTUM PENGORBANAN UNTUK MENCAPAI DERAJAT TAKWA


Pada hari ini, Rabu tanggal 17 Nopember 2010 bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah 1431 H, mayoritas kaum muslimin wal muslimat merayakan dan melaksanakan shalat Idul Adha. Mereka mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, dan pengakuan selaku hamba terhadap ke-Esa-an Allah SWT serta pernyataan untuk taat hanya kepada-Nya. Bersamaan dengan ini, di kota suci Mekkah al-Mukarramah, saudara-saudara kita kaum muslimin wal muslimat dari berbagai bangsa dan Negara tengah mengadakan pertemuan akbar, dalam rangka menunaikan ibdah haji, memenuhi panggilan ilahi.
Setiap bulan Dzulhijjah, senantiasa ada ibadah haji dan ada ibadah qurban. Meski berbeda hukum antara ibadah haji dan qurban, tapi keduanya masih satu rangkaian. Ibadah haji diwajibkan oleh Allah SWT bagi kaum muslimin yang mempunyai kemampuan baik fisik maupun materi. Sementara penyembelihan hewan qurban hukumnya sunnah muakkadah (yang dikuatkan).
Suatu peristiwa penting, agung dan bersejarah yang perlu kita teladani pada hari raya Idul Adha adalah perjuangan Nabi Ibrahim AS, yang dengan pengorbanannya telah sukses mewariskan monumen sakral ibadah haji dan syariat penyembelihan hewan qurban bagi kaum muslimin hingga saat ini.
Perjuangan dan pengorbanan Nabi Ibrahim AS, diawali dengan dakwah terhadap kaumnya agar mereka beriman dan mentauhidkan Allah SWT. Bertahun-tahun, ia berjuang memberantas kemusyrikan dan aneka macam kebatilan yang kian merata di kalangan kaumnya. Bahkan tantangan dan ancaman yang datang dari Raja Namrud pun semakin keras dan kejam. Sampai akhirnya Nabi Ibrahim AS dibakar hidup-hidup oleh Namrud, meski dengan pertolongan Allah SWT beliau tetap selamat dari kobaran api. Akhirnya Nabi Ibrahim AS beserta istri dan anaknya Ismail meninggalkan negeri dan kaumnya, hijrah ke sebuah lembah yang terpencil, kering dan gersang, yaitu negeri Mekkah.
Selang beberapa waktu, di tempat baru tersebut Nabi Ibrahim AS kembali diuji oleh Allah SWT. Ia bermimpi, Allah SWT memerintahkannya untuk menyembelih Ismail, putra yang amat dicintainya. Sehari setelah bermimpi, Nabi Ibrahim merenungkan mimpinya, apakah benar-benar datang dari Allah SWT atau bukan. Hari itu terjadi pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehingga disebut “Yaumu Tarwiyyah” artinya hari perenungan dan pemikiran. Itupun terjadi pergolakan antara perintah Allah yang benar dengan godaan syetan yang berusaha membatalkan rencana penyembelihan. Pada hari kedua, barulah ia yakin bahwa mimpi itu betul-betul datang dari Allah SWT, sehingga dinamakan “Yaumu ‘Arafah” artinya hari mendapatkan pengetahuan dengan sadar, yang terjadi pada tanggal 9 Dzulhijjah. Dan pada hari ketiga, tanggal 10 Dzulhijjah Nabi Ibrahim AS mengambil keputusan dengan penuh keyakinan untuk melaksanakan penyembelihan, sehingga dikenal dengan nama “Yaumu Nahar” atau Yaumul Adha yang berarti hari penyembelihan.

Monday, November 1, 2010

Membalas Setiap Kebencian dengan Kasih Sayang

Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Anbiyaa’ (21) ayat 107 :

 مَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ ﴿١٠٧ ﴾107

 “dan tidaklah Aku mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat/kasing sayang bagi semesta alam”.

Allah SWT merupakan Dzat yang Paling Pengasih dan Penyayang. Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Allah SWT adalah Dzat Yang Arhamar Rahimin. Tuhan Yang Paling Penyayang, menghendaki agar kasih sayang ditebarkan di muka bumi. Lalu, Dia mengutus Rasul-NYa. Nabi SAW diutus untuk menebarkan kasih sayang bagi Semesta Alam. Maka dalam segala hal, Nabi SAW selalu mengutamakan kasih sayang, meskipun orang lain berbuat jahat kepadanya.

Nabi SAW selalu membalasnya dengan kebaikan. Salah satu contoh perilaku Beliau, saat Rasulullah saw dilempari orang di Thaif ketika beliau mengajak mereka kepada Islam sampai kakinya berlumuran darah. Ketika malaikat datang kepadanya menawarkan untuk menimpakan gunung di atas orang-orang yang menyerangnya, Nabi hanya berkata: Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku karena mereka adalah orang-orang yang tidak mengerti.
 اللهم اهدى قومي فانهم لا يعلمون 

Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran (3) ayat 159 :


 فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ ﴿١٥٩

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."