Wednesday, April 20, 2011

Hadis Muawiyah Seorang Yang Terlaknat

Salam wa rahmatollah. Bismillah. Berikut ialah analisi hadis oleh saudara Secondprince.

Terdapat hadis shahih yang menunjukkan bahawa Muawiyah bin Abu Sufyan adalah salah seorang yang dilaknat oleh Allah SWT. Hal ini diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sanad yang jayyid.

Telah menceritakan kepada kami Khalaf yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Waarits dari Sa’id bin Jumhan dari Safinah mawla Ummu Salamah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sedang duduk kemudian melintaslah Abu Sufyan di atas hewan tunggangan dan bersamanya ada Muawiyah dan saudaranya, salah satu dari mereka menuntun hewan tunggangan tersebut dan yang lainnya menggiringnya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Laknat Allah bagi yang memikul dan yang dipikul, yang menuntun dan yang menggiring”[Ansab Al Asyraf Al Baladzuri 2/121]

Dalam hadis di atas tertulis ‘Abdul Warits bin Sa’id bin Jumhan, ini adalah tashif yang benar adalah ‘Abdul Warits ‘an Sa’id bin Jumhan. Karena telah ma’ruf bawaha yang meriwayatkan dari Safinah adalah Sa’id bin Jumhan dan yang meriwayatkan dari Sa’id bin Jumhan adalah ‘Abdul Warits yaitu ‘Abdul Warits bin Sa’id bin Dzakwan.

Dalam biografi Sa’id bin Jumhan Al Aslamiy disebutkan kalau ia meriwayatkan dari Safinah dan telah meriwayatkan darinya ‘Abdul Warits bin Sa’id [Tahdzib Al Kamal 10/376 no 2246]Dalam biografi ‘Abdul Warits bin Sa’id bin Dzakwan disebutkan kalau ia meriwayatkan dari Sa’id bin Jumhan Al Aslamiy [Tahdzib Al Kamal 18/478 no 3595]

Hadis ‘Abdul Warits dari Sa’id bin Jumhan dari Safinah telah diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab Sunan-nya dan Nasa’i dalam kitab Sunan-nya dengan sanad berikut

Telah menceritakan kepada kami Musaddad bin Musarhad yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Warits dari Sa’id bin Jumhan dari Safinah yang berkata –al hadits- [Sunan Abu Dawud 2/416 no 3932]

Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah bin Sa’id yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Warits dari Sa’id bin Jumhan dari Safinah yang berkata –al hadits- [Sunan Nasa’i 3/190 no 4995]

Al Baladzuri termasuk ulama besar, Adz Dzahabi menuliskan keterangan tentang Al Baladzuri dalam kitabnya As Siyar dan Tadzkirah Al Huffazh. Adz Dzahabi menyebut ia seorang penulis Tarikh yang masyhur satu thabaqat dengan Abu Dawud, seorang Hafizh Akhbari Allamah [Tadzkirah Al Huffazh 3/893]. Di sisi Adz Dzahabi penyebutan hafizh termasuk ta’dil yaitu lafaz ta’dil tingkat pertama. Disebutkan Ash Shafadi kalauAl Baladzuri seorang yang alim dan mutqin [Al Wafi bi Al Wafayat 3/104]. Tidak ada alasan untuk menolak atau meragukan Al Baladzuri, Ibnu Hajar telah berhujjah dengan riwayat-riwayat Al Baladzuri dalam kitabnya diantaranya dalam Al Ishabah, Ibnu Hajar pernah berkata “dan diriwayatkan oleh Al Baladzuri dengan sanad yang la ba’sa bihi” [Al Ishabah 2/98 no 1767]. Penghukuman sanad la ba’sa bihi oleh Ibnu Hajar berarti ia sendiri berhujjah dan menta’dil Al Baladzuri. Soal kedekatan kepada penguasa itu tidaklah merusak hadisnya karena banyak para ulama yang dikenal dekat dengan penguasa tetapi tetap dijadikan hujjah seperti Az Zuhri dan yang lainnya. Para ulama baik dahulu maupun sekarang tetap menjadikan kitab Al Balazuri sebagai sumber rujukan baik sirah ansab maupun hadis.

Riwayat Al Baladzuri di atas terdiri dari para perawi tsiqat dimulai dari Khalaf syaikh [guru] Al Baladzuri adalah Khalaf bin Hisyam Al Bazzar, ‘Abdul Warits bin Sa’id bin Dzakwan dan Sa’id bin Jumhan Al Aslamiy. Sedangkan Safinah mawla Ummu Salamah yang juga dikenal mawla Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam adalah sahabat Nabi.

Khalaf bin Hisyam Al Bazzar adalah perawi Muslim dan Abu Dawud. Disebutkan bahwa diantara yang meriwayatkan darinya adalah Ahmad bin Yahya bin Jabir Al Baladzuri. Imam Muslim juga meriwayatkan darinya itu artinya ia tsiqat menurut Muslim. Ahmad bin Hanbal dan Nasa’i menyatakan tsiqat. Daruquthni berkata ahli ibadah yang memiliki keutamaan. Ibnu Hibban berkata “baik, memiliki keutamaan, alim dalam qiraat dan telah menulis darinya Ahmad bin Hanbal” [At Tahdzib juz 3 no 297]. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat [At Taqrib 1/272]. Al Khalili menyatakan ia disepakati tsiqat [Al Irshad 1/95]‘Abdul Warits bin Sa’id bin Dzakwan adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Abu Zur’ah, Ibnu Ma’in, Al Ijli dan Ibnu Numair menyatakan ia tsiqat. Abu Hatim menyatakan ia shaduq. Nasa’i berkata “tsiqat tsabit”. Ibnu Sa’ad berkata “tsiqat hujjah”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat dan berkata “mutqin dalam hadis”. [At Tahdzib juz 6 no 826]. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat tsabit [At Taqrib 1/625].Sa’id bin Jumhan Al Aslamiy adalah perawi Ashabus Sunan. Ibnu Ma’in berkata “tsiqat”. Abu Hatim berkata “ditulis hadisnya tetapi tidak dijadikan hujjah”. Abu Dawud menyatakan ia tsiqat. Ahmad bin Hanbal menyatakan ia tsiqat. Nasa’i berkata “tidak ada masalah padanya”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. As Saji berkata “tidak diikuti hadisnya” [At Tahdzib juz 4 no 15]. Yaqub bin Sufyan Al Fasawi menyatakan ia tsiqat [Al Ma’rifat Wal Tarikh 2/182]. Ibnu Hajar menyatakan ia shaduq dan memiliki riwayat yang menyendiri, tetapi pernyataan ini dikoreksi dalam Tahrir At Taqrib kalau Sa’id bin Jumhan seorang yang tsiqat [Tahrir At Taqrib no 2279].

Jadi riwayat ini memiliki sanad yang shahih dan menunjukkan bahawa Mu’awiyah adalah salah seorang yang dilaknat oleh Allah SWT. Apapun alasannya, kami tidak bisa memastikan tetapi jika melihat bagaimana pribadi Mu’awiyah dan pemerintahan yang dipimpin olehnya maka riwayat ini tidaklah mengherankan. Cukup banyak penyimpangan yang dilakukan Mu’awiyah diketahui oleh mereka yang mengetahuinya dan dibela mati-matian oleh mereka yang mencintai Muawiyah. Bagi yang ingin melihat berbagai penyimpangan Muawiyah, dipersilahkan untuk melihat tulisan kami yang lain tentang Muawiyah. Akhir kata jika ada yang tidak setuju cukuplah sampaikan bantahan dan tidak perlu mencela kami. Kami tidak tertarik main tuduh-menuduh cela mencela, kalau kami keliru silakan dikoreksi tetapi kalau tidak mampu maka cukuplah berdiam diri.

Sedikit Tambahan

Sebagian orang yang merasa berat hatinya ketika membaca hadis ini berusaha melemahkan hadis ini dengan syubhat kalau Abdul Warits bin Said bin Jumhan seorang yang majhul. Syubhat ini hanya dilontarkan oleh mereka yang tidak akrab dengan kitab-kitab hadis. Telah dibahas sebelumnya kalau penulisan itu adalah keliru alias terjadi salah tulis. Lafaz “bin” dalam sanad itu seharusnya “an”  [kedua lafaz ini memang agak mirip tulisan arabnya] karena telah ma’ruf dalam kitab biografi perawi dan juga kitab hadis kalau yang meriwayatkan dari Safinah adalah Sa’id bin Jumhan dan diantara yang meriwayatkan dari Sa’id bin Jumhan adalah Abdul Warits. Perkara tashif seperti ini cukup banyak dalam kitab hadis. Silakan perhatikan hadis berikut

Musnad Al Bazzar

Ini contoh kitab Musnad Al Bazzar yang sudah ditahqiq dan kami akan menunjukkan hadis dimana terdapat tashif soal nama perawi yang mirip dengan kes riwayat Al Baladzuri di atas

Perhatikan sanad hadis tersebut yaitu “telah menceritakan kepada kami ‘Amasy dariMinhal bin ‘Amru bin ‘Abbad bin ‘Abdullah Al Asady dari Ali”. Ini jelas tashif penulisan lafaz “bin” yang benar adalah Minhal bin ‘Amru ‘an Abbad bin Abdullah Al Asadiy yang artinya Minhal bin ‘Amru dari ‘Abbad bin Abdullah Al Asadiy. Buktinya karena sebagaimana yang disebutkan dalam kitab biografi perawi hadis diantaranya Abu Hatim menyebutkan dalam biografi Abbad bin ‘Abdullah Al Asdiy kalau ‘Abbad mendengar hadis dari Ali dan telah meriwayatkan darinya Minhal bin ‘Amru

Apalagi dalam judul bab hadis di atas disebutkan diantara riwayat ‘Abbad bin ‘Abdullah Al Asadiy dari ‘Ali radiallahu ‘anhu. Kalau ada yang mau mengatakan perawi itu adalah Minhal bin ‘Amru bin ‘Abbad bin Abdullah maka orang tersebut memang tidak faham atau tidak meneliti dengan baik. Sudah tentu perkara syubhat seperti ini akan diaminkan oleh kaum awam yang memang tidak akrab dengan kitab hadis terutama oleh orang yang ghuluw mencintai Muawiyah.

PrintFriendly

View the original article here


EmoticonEmoticon