Thursday, April 21, 2011

Kisah Agama Ahmadiyah

 Home Republika Online

Kamis, 17 Februari 2011 pukul 14:18:00
Dr Anis Malik ThohaPeneliti INSISTSSejak Mirza Ghulam Ahmad (1840-1908) menyebarkan ajarannya di India, hubungan umat Islam dan pengikut Ahmadiyah selalu diwarnai ketegangan. Bahkan, beberapa kali terjadi pertumpahan darah. Ahmadiyah ibarat duri dan fitnah yang sepertinya sengaja ditanamkan dan dipelihara oleh pihak-pihak tertentu.Menyadari dahsyatnya fitnah ini, para pemimpin dan tokoh Islam India telah lama mencoba sekuat tenaga, baik dengan pena maupun lisan untuk meredamnya. Di antara mereka ada lah Syeikh Muhammad Husein al-Battalawi, Mau lana Muhammad Ali al-Monkiri (pendiri Nadwatul Ulama India), Syekh Thana’ullah al-Amritsari, Syeikh Anwar Shah al-Kashmiri, dan Seyyed Ata’ullah al-Bukhari al-Amritsari. Tidak ketinggalan juga filsuf dan penyair Muhammad Iqbal.Pada 1916, para ulama sudah mengeluarkan fatwa tentang kekafiran kaum Ahmadiyah/ Qadiyaniyyah. Seluruh ulama secara ijma dalam fatwa ini menyatakan bahwa pengikut Ahmadi yah/Qadiyaniyyah adalah kafir dan keluar dari agama Islam. Pada 1926, kantor Ahlul Hadis di Amritsar juga mengeluarkan fatwa seru pa dengan judul “Batalnya Nikah Dua Orang Mirzais” yang ditandatangani oleh ulama aliran/maz hab/ kelompok/markaz Islam di seluruh anak benua India (lihat Mawqif al-Ummah al-Islamiyyah min al-Qadiyaniyyah. Multan: Majlis Tahaffuz Khatm al-Nubuwwah. Hlm 76-77).Adapun Muhammad Iqbal, melalui goresan penanya menyeru pemerintahan...

Berita koran ini telah melewati batas tayang. Untuk mengakses, silakan berlangganan.
Bagi Anda yg sudah berlangganan, silakan login disini.
Bagi Anda yg belum mendaftar berlangganan, silakan registrasi disini.


Index Koran

View the original article here


EmoticonEmoticon