Sunday, August 21, 2011

Menerobos Kebekuan Pengajaran Sejarah Indonesia

 Home Republika Online

Kamis, 23 Juni 2011 pukul 14:20:00
Eko Heru PrayitnoSekretaris INSISTSSejak tahun 1964, seperti ditulis oleh Darmiasti (Tesis Dept. Sejarah UI, 2002), mulai muncul buku-buku pelajaran sejarah Indonesia dengan pandangan Indonesia-sentris sebagai kritik terhadap buku-buku pelajaran sejarah yang Neder -lando-sentris (perspektif Belanda). Pada mulanya, Indonesia-sentris dirumuskan sebagai sejarah kerajaan dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Definisi ini sangat kuat dipengaruhi tulisan-tulisan Muh Yamin seperti 6000 Tahun Sang Saka Merah Putih dan Gadjah Mada: Pahlawan Pemersatu Nusantara yang lebih banyak berisi romantisme dan apologia daripada fakta-fakta sejarah. Definisi itu segera menuai banyak kritik setelah muncul sarjanasarjana sejarah yang terdidik secara akademik di berbagai perguruan tinggi.Namun sayang, perubahan yang terjadi pada materi pelajaran sejarah malah bergeser ke arah yang lebih tidak menguntungkan. Di bawah supervisi Nugroho Notosusanto dan sejarawan Orde Baru lainnya, pengajaran sejarah dibawa ke wilayah yang lebih mengerikan, yaitu melegitimasi Orde Baru dan digunakan untuk menying kirkan musuh-musuh mereka yang disebut...

Berita koran ini telah melewati batas tayang. Untuk mengakses, silakan berlangganan.
Bagi Anda yg sudah berlangganan, silakan login disini.
Bagi Anda yg belum mendaftar berlangganan, silakan registrasi disini.


Index Koran

View the original article here


EmoticonEmoticon