Saturday, August 21, 2010

Korelasi Iman, Amal Shaleh dan Akhlak Baik

1.    Iman dan Amal Shaleh

 Di dalam Al-Qur’an banyak sekali disebutkan kata iman dibarengi dengan amal saleh. 
Q.S. At-Taghabun (64) ayat 9 :
“….dan Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…”
Q.S. Al-Kahfi (18) ayat 88 :
“Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan,”
Q.S. Maryam (19) ayat 60 :
“kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, Maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.

2.    Bagaimana Korelasi iman dan Amal Shaleh


 Rasulullah bersabda :

1310 ـ رسـول اللّه (ص ): الايـمـانُ والـعـمـلُ اَخَـوَانٌ شـريـكـان فـي قَـرْنٍ , لا يـقـبلُ اللّهُ احدَهماالابصاحبه
Iman dan amal itu bersaudara, mereka berserikat dalam satu ikatan/hubungan, Allah tidak menerima salah satu dari keduanya kecuali bersama saudaranya itu.”
ـ عنه (ص ) : لا يُقْبَلُ ايمانٌ بلا عملٍ , ولاعملٌ بلا ايمانٍ
“Tidak diterima iman tanpa amal dan amal tanpa iman.”
3.    Iman dan Amal Shaleh Yang Bagaimana ? Apa dan bagaimana implementasi Iman dan amal shaleh ?
Menurut Rasulullah SAW dalam banyak hadisnya, ternyata implementasi iman dan amal shaleh harus dihiasi dengan al-akhlak al-karimah, akhlak yang baik, apakah dari segi ucapan maupun perbuatan.
A.    Mencintai orang lain dan berkata baik

1364 ـ عنه (ص ) : افضلُ الايمانِ انْ تحبَّ للّه ,وتبغَضَ للّه , وتعملَ لسانك في ذكر اللّه عزوجل ,وانْ تحبَّ للناس ما تحبَّ لنفسك , وتكرهُ لهم ماتكرَه لنفسِك , واَنْ تقولَ خيرًا او تصمتَ  .
“Iman paling afdhal hendaknya engkau mencinta karena Allah, membenci karena Allah, engkau beramal dengan lisanmu dalam mengingat Allah, dan engkau mencintai manusia seperti engkau mencintai diri sendiri, engkau membenci mereka seperti engkau membenci diri sendiri, dan hendaknya engkau berkata yang baik atau engkau diam.”

Kita harus sepakati bahwa bahasa lain tidak beriman adalah kafir. Jadi kalau ada redaksi bahasa tidak disebut beriman kepada Allah berarti sama saja orang tersebut kafir di hadapan Allah SWT. Karena secara bahasa “kafara” selain bermakna ingkar kepada Allah. Juga “kafara” berarti menutupi. Sehingga orang yang akhlaknya buruk kepada orang lain itu dapat disebut kafir karena dia menutupi kebaikan dan akhlak baiknya.

ـ رسول اللّه (ص ) : اِنَّ الرَّجُلَ لا يكونُ مؤمنًاحتى يكونَ قلبَه مع لسانه سواءٌ , ويكونَ لسَانَه مع قلبه سواءٌ , ولا يخالفُ قولُه عملَه , وياْمنُ جارُه بوَائِقِه
“Sesungguhnya seseorang tidak disebut mukmin, sehingga hati dan lisannya sama, dan juga lisan dengan hatinya sama, dan ucapannya tidak menyalahi amalnya, dan tetangganya aman dengan pemeliharaannya.”




B.    Peduli terhadap Orang Lain Seperti tetangga, tamu dll.
وقال رسول الله (صلى الله عليه وآله وسلم): ما آمن بالله من شبع وأخوه جائع. ولا آمن بالله من اكتسى وأخوه عريان
“Tidak beriman kepada Allah, siapa yang kenyang sementara saudaranya kelaparan. Tidak beriman kepada Allah siapa yang berpakaian, sedangkan saudaranya telanjang tak berpakaian.”

وقال رسول الله (صلى الله عليه وآله وسلم): من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليكرم ضيفه, فَلْيُحْسِنْ جَارَهُ
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah memuliakan tamunya, maka hendaklah berbuat baik kepada tetangganya”



C.     Mencintai orang lain dan tidak berbuat buruk kepada orang lain


أكْمَلُ المؤْمِنيْنَ مَنْ سَلِمَ المُؤْمِنُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Orang mukmin yang paling sempurna adalah orang mukmin yang dimana mukmin lainnya selamat dari keburukan lisan dan tangannya.”

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَِخِيْهِ مَايُحِبَّ لِنَفْسِهِ وَالْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَأْمَنَ جَارُهُ شَرَّهُ
 “Tidak disebut beriman/kafir salah seorang diantaramu sehingga dia mencintai saudaranya seperti mencintai diri sendiri, dan yang disebut muslim yang sesungguhnya adalah muslim yang dimana muslim lain selamat dari keburukan lisan dan tangannya, tidak disebut beriman alias kafir salah seorang kalian sehingga tetangganya aman dari keburukannya.”
 Semoga kita semua tergolong orang yang memiliki akhlak yang baik kepada orang lain, sehingga kita bukan tergolong orang kafir, orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Amien. Wallaahua'lam bisshawaab.





EmoticonEmoticon