Wednesday, January 5, 2011

Abdulah Wasian ‘Terpaksa’ jadi Kristolog

 Home Republika Online

Kamis, 23 Desember 2010 pukul 14:24:00
Bambang MaryatnoMahasiswa Magister Pemikiran Islam UMSKristolog terkenal ini lahir di Nyam plungan, Surabaya, pada 9 Juni 1917. Ayah dan ibunya, Hayat dan Shaleka, memberinya na ma Abdullah Wasian. Pada usia 6 tahun, Wa sian oleh orangtuanya disekolahkan di sekolah Belanda, HIS. Tidak semua pribumi bis a sekolah di tempat tersebut. Di HIS, Wasian bergairah sekali belajar sejarah dan bahasa. Ia kemudian menguasai bahasa Belanda dengan baik.Lulus dari HIS tahun 1931, dia mau melan jutkan pendidikan ke MULO. Karena terben tur biaya, ia dimasukkan ke Pondok pesan tren. Yang dipilih adalah pondok pesantren KH. Mas Mansur di Ampel. Mas Mansur adalah seorang lulusan pendidikan tinggi di Al-Azhar. Tahun 1937 KH. MasMansur harus pindah ke Yogyakarta karena ditunjuk sebagai pimpinan Pusat Muhammadiyah.Selain mengaji ke KH. Mas Mansur, Wasian juga mengaji ke KH. Ghufron Faqih (ayah KH Zakki Ghufron), salah satu tokoh NU Surabaya, juga kepada KH Umar. Dari Kiai ini ia belajar kitab Fathul Muin. Bahasa Arabnya diperdalam dengan belajar pada Ustadz Ab dul Kadir Bahalawan, tokoh PSII(Partai Sya rikat Islam Indonesia) Surabaya yang sa ngat fasih dan mumpuni dalam penguasa an bahasa Arab.Abdullah Wasian mulai menekuni ilmu Kristologi pada usia 43 tahun. Ketertarikannya pada bidang ini sebenarnya merupa kan “kebe tulan”. Ia mempelajari karena terpaksa. la menjadi seorang kristolog secara otodidak. Saat itu, kristologi merupakan ilmu langka. Tidak ada sekolah formal maupun pesantren yang mengajarkan ilmu...

Berita koran ini telah melewati batas tayang. Untuk mengakses, silakan berlangganan.
Bagi Anda yg sudah berlangganan, silakan login disini.
Bagi Anda yg belum mendaftar berlangganan, silakan registrasi disini.


Index Koran

View the original article here


EmoticonEmoticon